A. Pendahuluan
Penelitian diawali dengan masalah
penelitian. Masalah penelitian tidak hanya mendorong dilakukannya penelitian,
tetapi juga membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian tersebut.
Pemilihan metode penelitian, jenis data, dan teknik analisis data, misalnya,
ditentukan oleh masalah penelitiannya. Tanpa masalah penelitian yang jelas
peneliti tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu,
menentukan dan merumuskan masalah penelitian merupakan langkah yang sangat
penting dalam kegiatan penelitian.
B. Arti Masalah Penelitian
Menurut Licoln dan Guba (1985:
226-227) masalah penelitian adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh
berinteraksinya dua faktor atau lebih yang melahirkan (a) keadaan yang
menyulitkan, (b) pilihan-pilihan tindakan yang harus diambil, atau (c) akibat
yang tidak diinginkan. Faktor-faktor yang berinteraksi tersebut dapat berupa konsep, data empiris,
pengalaman, atau faktor lain yang apabila dihubungkan dengan yang lain,
mengisyaratkan munculnya kesulitan -- sesuatu yang tidak dapat dipahami atau
tidak dapat dijelaskan pada saat itu. Tujuan penelitian adalah untuk memecahkan
masalah tersebut sehingga muncul pemahaman atau penjelasan tentang hal yang
dipermasalahkan itu. Pendapat senada dikemukakan oleh Kerlinger (1990: 28) yang
menyatakan bahwa masalah penelitian merupakan kalimat tanya atau pernyataan
yang menanyakan hubungan yang ada di antara dua variabel atau lebih. Jawaban
dari pertanyaan tersebut dicari dalam penelitian.
C. Manfaat Masalah Penelitian
Masalah penelitian memiliki
beberapa manfaat. Di antaranya adalah bahwa masalah penelitian menetapkan
batasan (boundaries) kajian dan
membimbing peneliti untuk menentukan informasi mana yang dibutuhkan dan
informasi mana yang tidak dibutuhkan (inclusion-exclusion
criteria) (Lincoln dan Guba, 1985: 227-228). Dalam kaitannya dengan manfaat
pertama, dengan masalah penelitian yang jelas peneliti akan dapat mengetahui ke
mana ia harus menuju dan dalam wilayah teritorial yang mana ia akan melakukan
kegiatannya. Menurut istilah Glesne dan Peshkin (1992: 16) masalah penelitian
memberi arah kepada peneliti dalam melakukan petualangannya. Dalam kaitannya
dengan manfaat kedua, dalam setting
peneliti akan menjumpai berbagai informasi: sebagian relevan dengan topik
penelitian dan sebagian yang lain tidak. Dalam konteks inilah masalah
penelitian menjadi filter. Di samping itu, masalah penelitian dapat menentukan
pendekatan penelitian yang akan digunakan: pendekatan kuantitatif atau
pendekatan kualitatif (Strauss dan Corbin, 1990: 36).
D. Sumber Masalah Penelitian
Strauss dan Corbin (1990: 34-36)
mengidentifikasi tiga sumber masalah penelitian. Sumber pertama adalah saran
dari profesor yang sedang melaksanakan penelitian di bidang tertentu. Cara
pemerolehan masalah penelitian ini dapat meningkatkan kemungkinan peneliti
terlibat dalam penelitian yang tengah dikerjakan oleh profesor tersebut. Namun
demikian, masalah penelitian “pemberian” ini boleh jadi tidak menarik bagi
peneliti atau berada di luar kemampuannya. Hal ini tidak menjadi masalah
apabila kegiatan penelitian tersebut dijadikan wahana untuk belajar.
Sumber kedua
adalah literatur teknis (seperti jurnal hasil penelitian dan buku). Literatur
dapat menjadi perangsang bagi dilaksanakannya penelitian. Dalam melaporkan
hasil penelitiannya penulis biasanya memberikan rekomendasi tentang bidang yang
belum dikaji atau yang memerlukan pendalaman lebih lanjut. Ini dapat menjadi
sumber masalah penelitian yang bermanfaat. Di samping itu, dalam membaca dan
menganalisis beberapa hasil penelitian
(metaanalisis) atau beberapa teori tentang topik tertentu peneliti mendapati
adanya kontradiksi di antara hasil penelitian atau teori tersebut. Ini menjadi
kesempatan yang baik untuk melakukan penelitian serupa untuk memperoleh hasil
yang lebih meyakinkan.
Sumber ketiga
adalah pengalaman pribadi atau profesional, baik pengalamannya sendiri maupun
pengalaman orang lain (melalui diskusi atau seminar). Dalam menjalani kehidupan sehari-hari orang
sering memiliki pengalaman pribadi tentang bagaimana ia memperoleh dan/atau
mempelajari bahasa tertentu dengan berhasil. Atau, orang memiliki pengalaman
mengajar bahasa asing dengan sangat berhasil. Pengalaman-pengalaman tersebut
dapat menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan replikasi terhadap hal
yang sama atau mengkajinya dari sisi yang lain.
Senada dengan
pendapat di atas, Rossman dan Rallis (1998: 76-77) menyatakan bahwa masalah
penelitian dapat bersumber dari teori, hasil penelitian, lingkungan politik dan
sosial, dan praktek-praktek keseharian.
E. Kriteria Masalah Penelitian yang Baik
Ada beberapa
kriteria masalah penelitian yang baik. Di antaranya adalah seperti yang
dikemukakan oleh Kerlinger (1990: 29), bahwa masalah penelitian (1) harus
mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih, (2) harus
dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu, dan (3) harus dirumuskan sedemikian
rupan sehingga menyiratkan kemungkinan diperolehnya data di lapangan. Dalam
kaitan ini, Glesne dan Peshkin (1992: 16) mengatakan bahwa masalah penelitian
harus realistik atau feasible.
Sementara
itu, Moleong (1995: 76 – 81) mengusulkan prinsip-prinsip perumusan masalah
penelitian, sebagai berikut: (1) perumusan masalah hendaknya diarahkan untuk
menguji teori; (2) perumusan masalah hendaknya melibatkan hubungan dua faktor
atau lebih; (3) perumusan masalah hendaknya mampu mengarahkan peneliti untuk
menentukan metode penelitian yang digunakan; (4) perumusan masalah hendaknya
dapat menjadi filter untuk menyaring informasi yang relevan dengan topik
penelitian; (5) masalah penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
yang menghubungan faktor-faktor yang terlibat, dalam bentuk uraian atau
diskusi, atau gabungan dari keduanya; dan (6) perumusan masalah dapat dilakukan
dalam bagian tersendiri atau menyatu dengan bagian lain seperti latar belakang masalah atau tujuan penelitian.
F.
Contoh Rumusan Masalah Penelitian
1. Is there
any correlation between learning motivation and learning achievement?
2. Is there
any difference in English achievement between male students and female
students?
3. Is there
any difference in English achievement between the students taught using
communicative approach and the students taught using audiolingual method?
BIBLIOGRAFI
Glesne,
Corrine dan Peshkin, Alan. 1992. Becoming
Qualitative Researchers: An Introduction. London: Longman.
Kerlinger,
Fred N. 1990. Azas-azas Penelitian
Behavioral. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Lincoln,
Yvonna S. dan Guba, Egon G. 1985. Naturalistics
Inguiry. London : Sage Publications.
Moleong,
Lexy J. 1995. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rossman, Gretchen B. dan Rallis, Sharon F. 1998. Learning in the Field: An Introduction to
Qualitative Research. London: Sage Publications.
Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. 1990. Basics of Qualitative Research : Grounded Theory, Procedures, and
Techniques. London : Sage Publications.
EmoticonEmoticon